Hari Pustakawan Indonesia
Tepat pada hari Minggu, 07 Juli 2019 Hari Pustakawan di Indonesia genap berumur 29 tahun setelah diresmikan oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun 1990. Berawal dari didirikannya Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) pada tanggal 7 Juli 1973 dalam Kongres Pustakawan Indonesia yang diadakan di Ciawi, Bogor 5-7 Juli 1973, melahirkan suatu keputusan yang di ambil oleh kepala perpusnas yang meresmikan bahwa tanggal 07 Juli 1990 merupakan Hari Pustakawan Nasional. Jadi hari peringatan terbentuknya IPI dan Pustakawan berada di tanggal yang sama dengan tahun yang berbeda. Seperti yang telah diketahui, pustakawan adalah orang yang memegang peranan penting pada sebuah perpustakaan. Tanpa adanya seorang pustakawan, perpustakaan tidak akan dapat berjalan dengan lancar.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka berikut adalah beberapa pustakawan baik luar dan dalam negeri yang memiliki peranan penting dalam sejarah perpustakaan. Melville Louis Kossuth Dewey (1851-1931) merupakan salah satu pustakawan luar negeri yang memiliki peranan penting dalam sejarah perpustakaan. Selain sebagai pencetus DDC, Dewey juga telah banyak berkontribusi di dunia perpustakaan. Dr. Shiyali Ramamita Ranganathan (1892-1972) merupakan pustakawan ternama pada abad ke- 20 di India. Pemikiran beliau telah banyak melahirkan karya hebat tentang perpustakaan, administrasi pustaka, organisasi bahan rujukan dan manajemen koleksi. Serta Dauzan Farouk merupakan pustakawan asal Indonesia yang sangat patut diacungi jempol. Beliau merupakan seorang pendiri perpustakaan bergilir yang bernama Mabulir. Berkeliling kota Gudeg menggunakan sepeda ataupun bis kota, beliau selalu melakukannya setiap hari agar koleksi buku – bukunya dapat di pinjam dan di baca oleh orang lain secara gratis. Ia melayani masyarakat dari berbagai umur serta dari berbagai latar belakang yang berbeda. Kegigihannya dalam menjalankan perpustakaan bergilir ini, telah menghantarkannya dalam mendapatkan banyak apresisasi dan penghargaan dari berbagai lembaga, salah satunya yaitu dari perpusnas. Selain Dauzan, ada Putu Laxman Pendit, Muhammad Azwan, M. Hum serta Prof. Sulistyo Basuki yang memiliki perannya masing – masing di bidang perpustakaan.
Beberapa prestasi diatas tentu menghantarkan calon pustakawan muda dalam melakukan hal yang sama, yaitu dengan menorehkan berbagai macam prestasi yang dapat mengharumkan nama seorang pustakawan. Mencintai profesi dan menghasilkan prestasi merupakan tujuan utama dari seluruh pustakawan. Adanya peringatan Hari Pustakawan menghantarkan harapan dari pustakawan – pustakawan muda agar profesi mereka lebih di hargai dan dipandang oleh masyarakat luas. Penghargaan dan apresisasi tersebut lah yang akan memacu semangat seorang pustakawan dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya.
Salam Pustakawan!
Reporter: Sarah Imelda (angkatan 2018)